Ombudsman: Sosis dan Nugget Seharusnya Dilarang di MBG, Itu Makanan Sampah

·

·

Penolakan Makanan Olahan dalam Program Makan Bergizi Gratis

Di tengah upaya pemerintah untuk memastikan kesehatan dan gizi anak-anak, muncul wacana penting terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menyoroti pentingnya menghindari makanan yang termasuk dalam ultra-processed foods (UPF) seperti sosis, nugget, dan burger dalam menu MBG.

“Seharusnya makanan seperti ini tidak boleh ada dalam program MBG. Karena itu kan junk food, jadi tidak layak disajikan,” ujarnya di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Selasa (30/9/2025).

Yeka menjelaskan bahwa penggunaan makanan olahan semacam itu bertentangan dengan tujuan utama dari program MBG, yaitu memberikan asupan gizi yang berkualitas kepada anak-anak. Menurutnya, setiap makanan yang diberikan harus memiliki unsur gizi yang benar-benar terpenuhi.

“Karena ini kan makan bergizi, ya berarti unsur gizinya itu harus benar-benar dipenuhi,” tambahnya. Ia menegaskan bahwa program MBG tidak boleh mengandalkan makanan instan atau kemasan pabrik, karena nilai gizinya rendah dan tidak mendukung peningkatan kesehatan anak-anak.

Standar Bahan Baku yang Lebih Ketat

Menurut Yeka, pemerintah perlu lebih selektif dalam menetapkan standar bahan baku dan menu MBG. Hal ini termasuk memastikan bahwa setiap makanan yang diberikan mengandung gizi seimbang dan aman dikonsumsi setiap hari oleh anak-anak.

Ia menilai bahwa kebijakan ini tidak hanya penting untuk kesehatan anak-anak, tetapi juga untuk membuka peluang bagi UMKM lokal. Dengan menghindari makanan olahan, pemerintah bisa memberi ruang bagi para pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang.

Larangan Penggunaan UPF dalam Program MBG

Sebelumnya, Badan Nasional Pangan (BGN) melarang penggunaan makanan kemasan pabrik atau UPF sebagai menu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang menjelaskan bahwa larangan ini dilakukan untuk memastikan peserta MBG mendapatkan gizi yang tepat.

Selain itu, dia juga memastikan bahwa kebijakan ini akan tetap membuka peluang besar bagi UMKM lokal untuk berkembang. “Begitu larangan ini dilaksanakan, ratusan ribu UMKM pangan akan hidup. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk tidak hanya memberi gizi bagi anak bangsa, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

Peran UMKM dalam Program MBG

Dengan adanya larangan penggunaan UPF, UMKM lokal memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Hal ini tidak hanya membantu perekonomian masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa anak-anak mendapatkan makanan yang lebih alami dan bebas dari bahan kimia berlebihan.

Pemerintah dan lembaga terkait perlu terus memperkuat kerja sama dengan pelaku UMKM agar program MBG dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, anak-anak Indonesia akan mendapatkan akses terhadap makanan yang sehat dan berkontribusi pada pertumbuhan mereka secara optimal.

Tantangan dan Peluang

Meski ada tantangan dalam mengganti makanan olahan dengan makanan segar dan alami, peluang untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sangat besar. Dengan pendekatan yang tepat, program MBG bisa menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah dan masyarakat bersama-sama berupaya menciptakan generasi yang sehat dan kuat.

Dalam hal ini, partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat, sangat penting. Dengan kolaborasi yang baik, program MBG dapat menjadi salah satu langkah penting dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.


Leave a Reply

ASKAI NEWS | Kupon kode diskon: NOVEMBERAIN Selama bulan November.

Nonton Streaming Anime (Askai Anime) di AINIME.ID


 

Translate »