Presiden Prabowo Subianto Berkomitmen Memperbaiki Dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk membenahi dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah terjadi kasus keracunan di berbagai daerah. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan membekali dapur MBG dengan alat tes cepat atau rapid test untuk menguji makanan sebelum disajikan.
Menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan kesiapan Kementerian Kesehatan dalam menyediakan rapid test kit tersebut. Menurutnya, tes cepat ini sudah dilakukan sebelumnya dan telah memiliki petugas yang terlatih. Biasanya, pengujian ini dilakukan untuk makanan yang disajikan kepada presiden dan jamaah haji.
Budi menyarankan agar pelaksanaan teknis rapid test ini menjadi tanggung jawab Badan Gizi Nasional (BGN). Ia menjelaskan bahwa frekuensi pemeriksaan bisa dilakukan setiap hari atau secara acak (random), dan perlu didiskusikan lebih lanjut sebagai bagian dari standar keamanan pangan.
\”Kami sudah menyampaikan ini ke BGN. Yang melakukan sebaiknya BGN, nanti apakah dilakukan setiap hari atau random, kami diskusikan bersama. Karena itu adalah standar atau tes cepat yang biasa kami lakukan di puskesmas-puskesmas untuk mengecek makanan siap saji,\” ujar Budi.
Rapid test kit untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat mendeteksi organisme seperti salmonella, e.coli, bacillus cereus, dan staphylococcus. Sementara itu, rapid test kit untuk pemeriksaan zat kimia dapat mendeteksi parameter seperti sianida, timbal, arsen, nitrit, metanil yellow, rhodamin B, formalin, dan boraks.
Di kesempatan yang sama, Budi juga menjelaskan penyebab umum keracunan MBG. Kemenkes telah melakukan penyelidikan epidemiologi guna mencari tahu penyebab insiden keamanan pangan tersebut. Sampel diambil dari tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makmur Jaya di Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, SPPG Maju Jaya di Neglasari, Kecamatan Cipongkor, dan SPPG Mekarmukti di Kecamatan Cihampelas dengan total korban sebanyak 1.315 orang.
Menurut Budi, penyebab keracunan pangan yang sering ditemukan terdiri dari tiga jenis yaitu bakteri, virus, dan zat kimia. Bakteri yang sering ditemukan meliputi salmonella, escherichia coli, bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni, dan shigella. Virus seperti rotavirus dan hepatitis A virus juga menjadi penyebab. Sementara itu, zat kimia seperti nitrit dan scombrotoxin juga bisa menyebabkan keracunan.
Penggunaan Rapid Test di SPPG yang Dibangun oleh Polri
Badan Gizi Nasional (BGN) menyebutkan bahwa dapur SPPG untuk program MBG yang dibangun oleh Polri dilengkapi dengan alat rapid test yang digunakan untuk menguji makanan yang sudah dimasak. Hal ini akan diterapkan di SPPG lainnya.
Dadan, anggota BGN, mengungkap bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan agar setiap SPPG memiliki alat rapid test. Alat ini penting untuk menguji makanan sebelum diedarkan.
\”Pak Presiden sudah memerintahkan agar setiap SPPG memiliki alat rapid test yang bisa dilakukan untuk menguji makanan yang sudah dimasak sebelum diedarkan,\” kata Dadan.
Disini, Dadan menambahkan bahwa SPPG yang dibangun oleh Polri lengkap dengan tersedianya alat rapid test. Alat tersebut digunakan untuk menguji makanan yang sudah dimasak sebelum diedarkan.
\”Ini sudah dilakukan di SPPG yang dibangun oleh Polri,\” ujar Dadan.
Dapur MBG di Balikpapan Ditutup Sementara
Salah satu dapur penyedia makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Balikpapan dikabarkan ditutup. Menurut informasi yang diterima Tribun Kaltim, dapur tersebut beroperasi dalam lingkup hotel bintang tiga yang berlokasi di Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan ada persoalan yang mengarah pada perseteruan dalam hal administratif antara mitra dan SPPG. Dikonfirmasi lebih lanjut, Koordinator Wilayah BGN Balikpapan, Laila Suci, menepis kabar tersebut. Alih-alih penutupan atau pembekuan, Laila lebih menggunakan istilah penghentian sementara, sehingga tidak berlaku permanen.
\”Bukan ditutup, itu sementara berhenti beroperasional karena masih ada masalah internal,\” bantah Laila, Rabu (1/10/2025).
Namun demikian, Laila tidak membeberkan masalah internal yang mengakibatkan penghentian sementara dapur tersebut. Ia hanya menjelaskan bahwa langkah itu diambil karena perlu proses renovasi sehingga dapur benar-benar proporsional dan layak beroperasi.
Menurutnya, jika dapur tidak memenuhi standar kelayakan, hal itu dikhawatirkan akan memengaruhi kegiatan operasional secara keseluruhan.
\”Dihentikan sementara saja. Dari kejadian itu juga, kami semakin memastikan semuanya berjalan sesuai standar,\” tegasnya.
Disinggung soal antisipasi kejadian keracunan MBG di daerah lain, Laila menyebut pihaknya memperkuat koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes). Salah satu langkah yang dilakukan adalah memastikan pelatihan penjamah makanan dilakukan terlebih dahulu sebelum operasional kembali berjalan.
Upaya ini bertujuan untuk mencegah potensi insiden yang tidak diinginkan seperti kasus keracunan.
Ditanya soal laporan keluhan, dia mengklaim tidak ada laporan dan meyakini semua baik-baik saja.
\”Tidak ada (laporan), sejauh ini masih aman semua,\” kata Laila.



Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.