Tragedi Keracunan Massal di Agam: Nasi Goreng dengan Telur Hitam

·

·

Pengalaman Siswi dan Guru yang Terkena Keracunan Massal dari Program MBG

Hanifa, seorang siswi kelas 1 SMP di Agam, Sumatera Barat, masih ingat dengan jelas menu makanan yang ia konsumsi pada Rabu (1/10/2025). Saat itu, menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan adalah nasi goreng lengkap dengan telur dadar. Meskipun warna telurnya agak menghitam, Hanifa tidak merasa ada sesuatu yang aneh saat memakannya.

“Saya yakin itu bukan gosong,” ujarnya. Meski demikian, karena tidak ada rasa aneh, Hanifa tetap menghabiskan seluruh makanannya. Akibatnya, malam itu hingga Kamis pagi, Hanifa mengalami gejala muntah-muntah, pusing, dan demam tinggi. Hal ini memaksa ia dilarikan ke rumah sakit.

Sebelum insiden tersebut, Hanifa mengaku sering menemukan kejanggalan dalam hidangan MBG. Ia pernah melihat ayam yang masih berdarah, nasi yang terlalu asin, hingga lauk pauk yang mulai bau tak sedap. Meskipun merasa mubazir jika tidak dihabiskan, Hanifa akhirnya harus menghadapi menu yang paling mencurigakan pada hari Rabu itu: nasi goreng dengan telur dadar yang warnanya menghitam.

Pengalaman Guru TK yang Ikut Cicipi Nasi Goreng

Di sisi lain, Weri Oktavia, seorang guru TK Aisyah Kampung Tangah, juga mengalami keracunan setelah mencicipi nasi goreng yang sama. Ia memastikan makanan MBG sebelum disajikan kepada murid-muridnya. Saat itu, ia tidak menemukan masalah baik secara rasa, bentuk, maupun bau. “Semuanya tampak normal,” ujarnya.

Setelah mencicipi, Weri membagikan makanan tersebut kepada 15 muridnya sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, malam harinya, ia merasakan pusing dan mual yang berkepanjangan. Awalnya, ia mengira hanya kelelahan biasa, sehingga tetap mengajar pada Kamis pagi. Keputusan untuk memeriksakan diri dibuat setelah ada imbauan dari sekolah.

Diagnosis dokter mengonfirmasi bahwa Weri mengalami keracunan. Meskipun hanya ia dan satu muridnya yang terdampak, Weri menduga daya tahan tubuh yang sedang menurun menjadi pemicu kerentanan terhadap keracunan ini. Kesaksiannya menunjukkan betapa sulitnya mendeteksi kontaminasi berbahaya hanya dengan indra perasa.

Biaya Pengobatan Keracunan Massal Ditanggung Pemkab Agam

Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengambil langkah tegas menanggapi insiden keracunan massal yang menimpa sedikitnya 108 penerima manfaat program MBG. Pemerintah daerah memastikan seluruh biaya pengobatan bagi korban keracunan yang tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan akan ditanggung sepenuhnya.

Bupati Agam, Benny Warlis, menyatakan bahwa penetapan insiden ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) menjadi dasar untuk menalangi biaya pengobatan warga yang keracunan usai menyantap nasi goreng dari menu MBG pada Rabu (1/10/2025). Korban keracunan tersebar dari kelompok usia Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, hingga Sekolah Menengah Pertama.

Tindakan serius juga langsung dilakukan terhadap operasional program MBG. Benny Warlis mengungkapkan bahwa tujuh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerahnya teridentifikasi belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Untuk mencegah masalah kesehatan lanjutan, Bupati telah memerintahkan pihak terkait untuk menutup sementara ketujuh dapur tersebut. Mereka diwajibkan segera mengurus SLHS sebelum diizinkan beroperasi kembali.

Reaksi Orang Tua yang Anaknya Jadi Korban Keracunan MBG

Orang tua siswa korban keracunan masal diduga akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) meminta pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh pada SPPG Yayasan Peduli Karakter Anak (YPKA) di Nagari Kampung Tengah, Lubuk Basung, Agam. Keluarga korban yang ditemui di layanan kesehatan mengaku sangat kecewa atas keracunan yang terjadi pada anak mereka.

Beberapa di antaranya merasa ada hal yang tidak beres dalam proses pemilihan bahan baku, penyajian makanan, dan kebersihan makanan. “Setidaknya jangan pakai MSG untuk anak TK dan SD karena kami para orang tua tidak menggunakan itu pada makanan anak kami,” ujar salah satu orang tua.

Menurutnya, penggunaan MSG pada anak bisa berdampak pada kesehatannya dan bahkan yang tidak terbiasa bisa mengalami diare atau bahkan keracunan seperti saat ini. Ia menilai perlu dilakukan pengawasan yang ketat dalam menjalankan program ini, baik dari ahli gizi maupun tenaga kesehatan.

Korban Mencapai Ratusan

Hingga Kamis (2/10/2025) siang, jumlah korban mencapai 108 orang, yang semula adalah 86 korban. Para korban itu terdiri dari pelajar TK, SD, MTs, hingga SMP. Tak hanya pelajar, guru hingga orang tua murid turut mengalami keracunan MBG.

Dari 108 korban, sebanyak 41 orang masih mendapat perawatan intensif di RSUD Lubuk Basung dan sejumlah puskesmas, sementara 67 lainnya sudah dipulangkan karena kondisi membaik.


Leave a Reply

ASKAI NEWS | Kupon kode diskon: NOVEMBERAIN Selama bulan November.

Nonton Streaming Anime (Askai Anime) di AINIME.ID


 

Translate »